Kamis, 10 Mei 2012

Narasi Wawancara : Saya Hidup Apa Adanya



Gadis cantik bernama lengkap Lathifah Hanum Indri Astutik, S.S. ini lahir di kota Sragen pada tanggal 2 Juli 1988. Sekarang beliau tinggal di Mabna Fathimah Az-Zahra Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aly kamar 30, sedangkan alamat aslinya adalah di Perum Ngembat Asri A.8 Gemolong Sragen. Anak pertama dari dua bersaudara ini sedang menuntut ilmu di jurusan Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tepatnya semester 2, selain belajar beliau juga menjadi murabiyyah Mabna Fathimah Az-Zahra dan menjadi staff devisi ta’lim afkar di MSAA, dan ketika beliau merasa jenuh maka travelling adalah pilihan terbaik karena hal tersebut adalah yang paling beliau sukai.
          Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan dan menolong antara satu dengan yang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa kita tidak akan terlepas dengan sebuah organisasi dan dalam organisasi pasti muncul istilah kepemimpinan. Menurut dzah Hanum setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, tapi sebagian dari orang juga mengemban amanat untuk memimpin orang banyak dalam sebuah organisasi, jadi kepimpinan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan memimpin. Sedangkan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai sifat tegas, bijaksana dalam mengambil keputusan, bertanggung jawab, bisa merangkul orang di sekitarnya dan berwibawa sehingga tidak akan diremehkan orang.
          Setelah resmi diangkat menjadi merabiyyah, beliau merasakan bahwa menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah walau sebelumnya  sudah membayangkan hal tersebut. Tapi, meskipun terasa berat rasa menyesal tidak pernah ada, karena beliau bersyukur dapat mempunyai pengalaman yang luar biasa dan dapat mengenal dengan banyak orang-orang hebat.
Beliau mengakui bahwa sebenarnya tidak ada niatan untuk menjadi seorang murabiyyah, ketika pendaftaran dibuka  hanya coba-coba ikut dan ternyata diterima, beliau hanya berpositif thinking bahwa para pengasuh percaya dirinya dapat menjadi murabiyyah yang baik, apalagi dukungan dari teman-teman dekatnya tidak pernah berhenti.
          Meskipun dahulu telah menjadi musyrifah sejak semester 3 sampai semester 8, tapi menurut beliau ada perbedaan antara musyrifah dan murabiyyah. Menjadi murabiyyah itu lebih berat, kalau musyrifah hanya bertanggung jawab pada anak dampingan saja, sedangkan murabiyyah harus merangkul dan bertanggung jawab pada seluruh musyrifah dan mahasantri serta banyak hal yang harus dikerjakan selama menjadi staff ma’hady. Menurut dzah Hanum mengatur waktu adalah hal yang susah tapi hal tersebut  tidak dijadikan sebuah beban, meski awalnya terasa sulit tapi dengan seiring berjalannya waktu akan terasa mudah dan menjadi terbiasa.
Masalah dan rintangan akan pasti ada dalam kehidupan kita. Jika masalah datang maka beliau akan menceritakannya dengan sahabat terdekat karena dengan begitu hati akan menjadi lega, salah satu sahabat beliau adalah ustadzah Ava yang juga menjadi murabiyyah, sehingga mereka sering berdiskusi dan saling memberi semangat untuk terus berjuang. Beliau berfikir bahwa semua pengalaman dalam hidup sangat berkesan karena hal tersebut tidak akan mungkin bisa terulang kembali.




                                     
                                                          Nama          : Arina Nailal Ulya
                                                          NIM  : 09310038

Tidak ada komentar:

Posting Komentar