Kamis, 01 Maret 2012

pintar atau beruntung???

“Orang pintar terkalahkan dengan orang yang beruntung”, entah berasal dari mana kata-kata itu atau entah adakah suatu penelitian yang menghasilkan sebuah teori baru tentang kebenaran ungkapan tersebut.
Tapi, tanpa mengindahkan hal itu semua, apabila kita berfikir sejenak dan mengambil beberapa conoth kejadian atau peristiwa yang berhubungan dengan ungkapan tersebut, maka kita akan mengakui kebenaran nya. Contoh sederhana adalah dalam pelaksanaan UAN (Ujian Akhir Nasional), kita pahami bersama bahwa soal yang dikerjakan oleh semua siswa pasti sama, setelah mereka mengerjakan soal-soal yang telah diberikan maka beberapa saat akan keluar hasil dari ujian tersebut, terlepas dari sumber dari jawaban mereka, maka kebanyakan hasil nya adalah siswa yang mendapat nilai tertinggi bukanlah siswa yang selalu mendapat nila 100 dalam ujian, selalu mendapat peringkat pertama atau siswa yang disayang oleh guru karena kecerdasannya. Tapi, siswa yang mendapat nilai tertinggi adalah siswa yang biasa, teramat biasa, Ia tidak pintar , tidak juga bodoh, tetap ada meski jarang terlihat.
Dampak dari hasil tersebut terkadang membuat sebagian orang terheran, mengapa dia? Bagaiamana bisa terjadi ? cara apa yang ia gunakan?, tapi sebagian orang yang lain akan tersenyum dan berkata “ia adalah orang yang beruntung”. Diakui atau tidak kejadian tersebut acapkali terjadi disekitar kita, entah kita menyadarinya atau tidak. Lalu apakah kita tidak  perlu belajar  dengan giat? Jawabannya tentu saja tidak. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, dimana pencipta adalah yang lebih kuat dan lebih-lebih yang lain draipada ciptaannya. Tuhan mempunyai hak preogatif yang tidak bisa diganggu gugat oleh pihak lain, sehingga kita sebaiknya tetap menjalankan dua hal penting yakni beruasaha dan berdoa.
            Jika kita mempunyai keinginan yang ingin dicapai, maka kita harus berusaha untuk mendapatkannya dengan segala kemampuan dan kesempatan yang kita miliki. Meski tak dapat dipungkiri terdapat puluhan, ratusan bahkan jutaan batu yang berisikan rintangan-rintangan yang harus kita hadapi. Terus maju dengan melewatinya atau mundur, adalah dua pilihan yang harus kita pilih. Kemudian setelah kita berusaha dengan sebaik mungkin, langkah yang harus kita ambil adalah ber-tawakkal, dengan artian kita menyerahkan hasil dari usaha kita kepada Tuhan, entah bagaimanapun hasilnya nanti kita harus dapat menerimannya. Setidaknya kita telah berusaha sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
            Sikap positif thinking sangat diperlukan dalam hal ini, sebab jika apa yang telah kita usahakan ternyata hasilnya mengecawakan maka sebaiknya kita menyikapinya dengan baik, berfikir bahwa itu belum rejeki kita, itu belum keberuntungan kita, itu bukanlah jalan yang harus kita terima dan yang lain sebaiknya. Dan berkatalah dalam hati “pasti ada hadiah yang lebih baik yang disiapkan oleh-Nya untuk kita sebagai ganti dari kegagalan yang kita terima”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar